Era pers bebas di
Indonesia ditandai dengan terbitnya Undang – Undang nomor 40 tahun 1999 tentang
Pers. Sistem sensor dan pembredelan yang sering diberlakukan pada era orde baru
pun runtuh dengan regulasi tersebut. Kendati bebas, pers harus bertanggungjawab
dan berpegang teguh pada kode etik.
Saat ini, pers menjadi
bagian tak terpisahkan dari iklim demokrasi di Indonesia. Seiring dengan
terbitnya perundangan tersebut, kebebasan pers turut menyuburkan industri
media, dengan memunculkan berbagai media baru sesuai segmentasinya.
Munculnya media sosial
membuat pertukaran arus informasi semakin cepat. Namun tak jarang informasi
yang muncul justru menyesatkan pembacanya lantaran tak ada verifikasi.
Diperlukan kecerdasan untuk menyaring informasi tersebut, sehingga khalayak
menerima pesan yang sesuai dengan faktanya.
Era kebebasan pers saat
ini, juga tidak membuat insan pers hanya berafiliasi pada satu organisasi pers.
Pekerja media bebas menentukan organisasi profesi, salah satunya Aliansi
Jurnalis Independen (AJI) yang berprinsip independen, kritis dan
bertanggungjawab.
Di Malang, AJI
didirikan pada 28 Mei 2005. Selama itu, kami turut mendorong kebebasan pers,
dan peningkatan kapasitas jurnalis di Malang Raya dengan menggelar berbagai
kegiatan, seperti workshop, seminar atau diskusi. Selain itu, kami juga menjadi
mitra diskusi bagi sejumlah organisasi, dan ikut pula mendorong kemajuan
puluhan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) diberbagai perguruan tinggi.
Sebagai syukur atas
berdirinya AJI Malang, yang sudah berusia 11 (sebelas) tahun, kami menggagas
kegiatan Bazar Media. Kegiatan ini berupa pameran karya jurnalistik Lembaga
Pers Mahasiswa, karya jurnalistik Siswa, kompetisi lembaga pers mahasiswa dan
pelajar, workshop, lomba, serta panggung ekspresi.
Kegiatan ini dilaksanakan
selama 28 – 29 Mei dengan melibatkan berbagai organisasi pers di Malang,
sejumlah media lokal di Malang, dan lebih dari 34 Lembaga Pers dari perguruan
tinggi dan sekolah di Malang Raya.
Harapan kami, Bazar
Media tidak sekadar menjadi ajang pesta media. Tapi juga menjadi sarana
meningkatkan kapasitas jurnalis, serta mempertegas komitmen media/pers dalam
menyuarakan kepentingan publik.
No comments:
Post a Comment